Pembuktian Kaki Termahal di Dunia

Senin, 17 Mei 2010

KaSiH yanG s3jATi mEnGubAh 0rAng


Engkau tahu bahwa kasihmu itu nyata saat kau menangis bersama orang-orang yang menangis dan bersukacita bersama orang-orang yang bersukacita. Kau tahu bahwa kasihmu nyata jika kau turut merasakan yang dirasakan orang lain seperti yang dirasakan Catherine Lawes bagi narapidana penjara Sing Sing. Ketika suaminya, Lewis, menjadi kepala penjara tahun 1921, Catherine adalah seorang ibu muda dengan tiga orang anak perempuan. Setiap orang mengingatkannya supaya jangan pernah melangkahkan kaki ke dalam penjara. Namun ia tak mendengarkan mereka. Ketika pertandingan basket yang pertama diadakan, ia pergi dengan tiga putri di belakangnya dan duduk di barisan penonton bersama para narapidana.

Suatu kali pernah ia berkata:” saya dan suami akan menjaga orang-orang ini dengan baik, dan saya percaya bahwa mereka akan menjaga saya dengan baik! Saya tak perlu khawatir!”
Ketika ia mendengar bahwa ada seorang narapidana pembunuh yang buta, ia mengajarnya Braille, sehingga orang itu dapat membaca. Ketika ia tahu bahwa ada narapidana lain yang lemah pendengarannya, ia belajar bahasa isyarat, sehingga mereka dapat berkomunikasi. Selama 16 tahun Catherine Lawes membulatkan hati-hati keras para lelaki di Sing Sing. Pada tahun 1937, dunia dapat melihat perbedaan yang dibuat oleh kasih yang sejati.

Para narapidana tahu bahwa ada sesuatu yang salah ketika Lewis Lawes tak melaporkan diri untuk bekerja. Dengan cepat kabar menyebar bahwa Catherine terbunuh dalam sebuah kecelakaan mobil. Keesokan harinya tubuh Catherine dibaringkan di rumahnya, 1.2 kilometer dari penjara. Ketika pengganti kepala penjara berjalan-jalan pada pagi hari, ia melihat sekumpulan besar orang di pintu gerbang utama. Setiap narapidana merapat ke pagar. Air mata tergenang di pelupuk mata. Wajah khidmat. Tak seorangpun berbicara atau bergerak. Mereka datang berdiri sedekat mungkin dengan perempuan yang telah memberikan kasih kepada mereka.

Kepala penjara itu membuat keputusan yang luar biasa. “Baiklah, kalian dapat pergi. Hanya kalian harus memastikan akan masuk kembali nanti malam.” Mereka adalah penjahat-penjahat amerika paling kejam. Para pembunuh. Para perampok. Mereka adalah orang-orang yang telah dikucilkan selama-lamanya oleh bangsa mereka. Akan tetapi, si kepala penjara membuka kunci pintu gerbang itu bagi mereka, dan mereka berjalan keluar tanpa pengawal atau penjaga ke rumah Catherine Lawes untuk memberikan penghormatan terakhir kepadanya. Dan demi satu orang setiap narapidana itu kembali.


Kasih yang sejati mengubah orang.
Tidakkah kasih Allah mengubahmu? Tidakkah kau, seperti narapidana itu, buta? Kau tak dapat melihat di seberang kuburan. Kau tak dapat melihat maksud dalam hidup ini sampai Dia menunjukkannya kepadamu. Dan kau pun tak mendengar. Hmm.. telingamu berfungsi tapi hatimu tak mengerti.





A love Worth Giving – Max Lucado

Tidak ada komentar: